My Short Story

Resensi Surat Dahlan


Surat Dahlan novel ke-11 (mungkin) yang gw baca. Karya ke-2 dari trilogi milik Khrisna Pabichara ini masuk dalam daftar "best novel" gw. Setiap gw baca rasanya gak mau berhenti. Lanjut terus sampai halaman terakhir. Karena keterbatasan waktu, akhirnya gw bisa selesai membacanya dalam waktu 3 hari. Gw lagi ngebut bikin tugas nih sob. Tinggal 1 resensi lagi buat semester ini. Ditunggu ya.

Identitas Buku
1.      Judul         : Surat Dahlan
2.      Penulis      : Khrisna Pabichara
3.      Penerbit   : Noura Books (PT. Mizan Publika)
4.      Cetakan    : I, Januari 2013
5.      Tebal        : XII + 378 halaman
“Surat Dahlan” novel kedua dari trilogi milik Khrisna Pabichara menceritakan perjuangan Dahlan untuk merubah nasibnya menjadi lebih baik di Samarinda. Tanah perantauan yang ia tempati selama 3 tahun. Awalnya tujuan Dahlan merantau untuk kuliah hingga Sarjana di PTAI Samarinda memenuhi janjinya dengan Aisha, wanita yang menempati hatinya. Waktu kuliah sering dihabiskan di Sekretariat PII (Pelajar Islam Indonesia) karena saat kuliah ia tidak bisa mengutarakan pendapat secara bebas. Lewat PII Dahlan menyuarakan pendapatnya ke hadapan publik bersama teman-temannya yaitu Syaiful, Syarifudin, Latif, Nafsiah, dan yang lainnya.
Selama 3 tahun itu pula, Aisha selalu mengirim surat kepada Dahlan setiap tengah bulan. Sekedar memberitahu kabarnya, kabar teman-temannya dan segala yang terjadi di Kebon Dalem, tanah kelahirannya. Tapi surat-surat itu tak pernah Dahlan balas. Kecuali saat Aisha memberitahukan bahwa Maryati, teman semasa kecilnya di Kebon Dalem, akan pergi ke Samarinda. Pada suatu hari, Dahlan dikejutkan dengan kedatangannya Maryati di rumah Mbak Atun, kakak Dahlan. Dahlan bingung untuk apa Maryati jauh-jauh pergi ke Samarinda. Ternyata tujuan Maryati yaitu untuk menemui Dahlan karena ia menyukai Dahlan. Dahlan pun menjelaskan kepada Maryati bahwa Dahlan tidak memiliki rasa apapun kepadanya.
Sejak zaman Soeharto kebebasan berpendapat nyaris tak ada. Segala sesuatu yang tidak sejalan dengan pemerintah akan “dibereskan” atau “diamankan” demi “stabilitas nasional”. Dahlan dan anggota PII lainnya melakukan unjuk rasa yang dipimpin oleh Dahlan. Karena peristiwa itu Dahlan mempunyai pengalaman terburuk yang akan selalu dikenangnya yaitu dikejar-kejar oleh tentara dan dicap buronan no.1 yang dicari-cari tentara selama berbulan-bulan. Beruntunglah Dahlan karena dapat bersembunyi di rumah Nenek Saripa. Nenek yang menyelamatkan Dahlan saat terjatuh di jurang ketika dikejar-kejar tentara. Di rumah Nenek Saripa, Dahlan bertemu dengan Sayid, keponakan Nenek Saripa, yang memberitahukan seluk beluk dunia jurnalistik. Karena ajakan Sayid juga akhirnya Dahlan bekerja di Mimbar Masyarakat sebagai wartawan.
Pada suatu malam Dahlan memberanikan diri melamar Nafsiah karena terakhir Dahlan membalas surat Aisha yang meminta kepastian tidak kunjung dibalas balik. Maka Dahlan berpindah hati ke Nafsiah. Gadis tomboy dari Loa Kulu yang berpendirian kuar, anak dari seorang tentara dan memiliki suara merdu saat melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Perjuangan Dahlan yang menyita perasaan tak sia-sia karena akhirnya Dahlan dan Nafsiah menikah. Pernikahannya dikaruniai 2 anak yaitu Rully dan Isna. Di tengah kebahagiaan keluarga barunya, Dahlan diminta untuk menjadi pemimpin Koran Jawa Pos di Surabaya.
Perjuangan dan semangat tinggi seorang Dahlan muda untuk merubah nasib keluarganya agar menjadi lebih baik dapat memberikan inspirasi bagi yang membacanya terutama anak muda. Dahlan yang awalnya hidup serba kekurangan merantau ke Samarinda yang sempat membuatnya putus asa karena tak semudah bayangannya. Tetapi karena semangat hidup untuk membahagiakan bapaknya di kampung halaman, Dahlan akhirnya mendapat kesuksesan dan kebagiaan. Menjadi pemimpin di Koran Jawa Pos, mempunya istri yang baik hatinya, mempunyai 2 orang anak dan yang paling penting dapat membahagiakan bapaknya, Iskan. Jalan cerita yang diselingi dengan bahasa daerah membuat pembaca dapat merasakan nuansa kedaerahan dalam alur cerita tersebut. Namun, di dalam novel ini terdapat  beberapa kata yang maknanya tersirat sehingga kurang dapay dimengerti maknanya. Sebaiknya kata-kata tersebut diberi keterangan pada lembar bawah buku. Selain untuk membuat pembaca paham maksud dari kata-kata tersebut juga dapat menambah wawasan para pembaca.

0 Comment: