My Short Story

Say No to 'Galau'

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Sore-sore makan bakwan hangat,
duduk di teras bareng si Amat
Jawablah salam dengan semangat,
jikalau anda umat Muhammad
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Bismillaahirrohmaanirrohim. Alhamdulillaahirobbil ‘aalamiina. Washsholaatu wassalaamu’ alaa asyrofil anbiyaa-i wal mursalina, sayyidina wa maulanaa Muhammaddin, wa-‘alaa aalihi washohbihi ajma’iina. Amma ba’du.
Yang saya hormati Ibu Umi Istita’iyah selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dan tidak lupa juga teman-temanku kelas XI MIPA 4 yang insyallah selalu dirahmati oleh Allah. Amin.
Pertama-tama marilah kita haturkan puji syukur ke hadirat Allah ‘Azza Wa Jalla, zat yang telah menciptakan dualisme dunia yang mana tidak akan bertahan satu jika tidak ada dua,sehingga terciptalah langit dan bumi, bulan dan bintang, lautan dan daratan, miskin dan kaya, si cantik dan si buruk rupa, hingga sempurnalah kehidupan manusia diatas permukaan bumi.
Shalawat serta salam semoga tetap tersucurahkan ke haribaan Sayyidina, wa Maulanaa Muhammad SAW, yang telah memanyungi kita dari panasnya mentari-mentari jahiliyah sehingga kini kita berada dalam kesejukan dan kedamaian dibawah naungan islam.
Teman-temanku yang dicintai oleh Allah.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan sesuatu yang mudah-mudahan tidak terkesan menggurui serat dapat diterima oleh kalian, yaitu “ Say No To ‘Galau’ ”.
Di era modern ini, kata galau sudah tidak asing lagi bagi kita. Memang tidak dapat dipungkiri  bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragamannya termasuk keanekaragaman bahasa.
Apa itu galau? Apa ada yang pernah mengalaminya?
Galau, suatu kata sifat dalam ragam bahasa Indonesia yang sedang nge-trend saat ini. Selain virus korupsi, perang pemikiran atau pun budaya barat yang seenaknya masuk ke tanah air kita ini, ada satu virus lagi yang mulai menjangkiti anak muda sekarang, yaitu virus kegalauan, entah dari spesies mana, tapi virus ini benar-benar ada dan nyata.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, ber-ga-lau: sibuk beramai-ramai,: kacau tak karuan atau pikiran, sedangkan ke-ga-lau-an adalah sifat atau keadaan hal galau. Bangsa Indonesia baik yang tua, muda, laki-laki, perempuan, yang punya uang maupun tidak, siapa pun itu tetap bisa saja galau segalau-galaunya, karena masalah yang dihadapi.
Kegalauan global yang terjadi sekarang kebanyakan karena keputusasaan seseorang yang tidak bisa move on dari masalahnya, dan yang paling parah virus ini menjangkit ke keadaan psikologisnya, yaitu melakukan keputusan yang fatal dengan bunuh diri. Menurut survey seorang psikolog, Norman Wright, bahwa bunuh diri penyebab kematian terkemuka nomor 13 di dunia dan menempati urutan ke-3 di banyak negara di antara usia 10-24 tahun. Bisa kita lihat, 10-24 tahun adalah usianya kaum-kaum muda kita. Lalu mau dibawa kemana kaum muda kita 10-20 tahun ke depan jika virus ini masih ada? Generasi galauers kah? Bukan generasi reformer?
Teman-teman kelas XI MIPA 4
Lebih baik kita kenali dulu ciri-ciri yang melekat pada orang galau yang punya komunitas bernama galauers ini, agar kita bisa melakukan langkah preventif dan antisipatif terhadap virus ini kepada diri sendiri, keluarga, tetangga, teman, bahkan warga satu kelurahan. Saya singkat menjadi KMN, yaitu Kecewa, Manja, dan Negatif. Untuk yang kecewa, biasanya galauers memiliki kekecewaan terhadap masalah hidup yang dialaminya, mulai dari putus cinta, digantungin, di-PHPin alias pemberi harapan palsu sampai masalah dengan teman atau pun dengan orang tua. Karena itulah, galauers selalu menerapkan tradisi Sibernetika dalam teori komunikasi massa di mana ia selalu menggunakan social media untuk mengglobalkan kegalauannnya. Selanjutnya Manja, manja adalah kedaan buntu. Di mana galauers tidak bisa move on dari masa lalunya, dan selalu teringat dengan lebay. Terakhir adalah Negatif, ini berhubungan dengan pola pikir dan apa yang kita katakan galauers selalu negatif. Karena memang tubuh merekam apa pun yang kita lakukan.


Teringat sebuah kisah ketika suatu hari Rasulullah menengok seorang Arab badui yang sedang sakit demam. Beliau berusaha menghibur dan membesarkan hati orang itu dengan berkata, “Semoga sakitmu ini menjadi penawar dosa”. Orang itu menjawab, “Ya Rasul, tapi demam ini seperti mendidihkan saya, menimpa saya yang sudah tua renta, mungkin akan menyeretku ke alam kubur!”. Mendengar keluhan itu, kemudia Rasul berkata, “You are what you think seriously!”, dan beliau membacakan Hadits Qudsi:

 “Aku (Allah) berdasarkan prasangka hamba-Ku”.

Teman-teman,
Setelah kita mengetahui apa saja ciri-ciri orang galau tadi, mari kita tanya pada diri kita sendiri. Apakah virus galau sudah terjangkit atau masih dalam tahap gejala? Teman-teman, siapa sih yang tidak mempunyai persoalan dalam hidupnya? Siapa yang tidak pernah mendapat tantangan atau tentangan dalam hidup? Pastinya semua pernah kan?
Karena itu, jika gejala virus galau sudah perlahan menjangkit tubuh kita, bagaimana solusinya?
Ada tiga solusi jitu untuk menghalau semua galau
1.      Ubah fokus kita, di mana kita rubah masalah yang kita hadapi menjadi potensi untuk berbuat positif, seperti yang dilakukan penulis terkenal JK Rowling yang mengawali penulisan serial Harry Potternya dengan menjadi salah satu orang miskin yang berhak mendapat santunan di Inggris, tapi berhasil menjadi penulis terkaya di Inggris.
2.       Kedua adalah melihat masalah dari atas. Sebagaimana para super hero lakukan, memberantas kejatahan dengan tebang dari atas, seperti gatot kaca, iron man, dll. Atau Rasul kita pun perlu ber-khalwat dulu di gua hiro untuk melihat dari atas kota Mekah. Lalu bagaimana kita bisa mencapai ke atas saat masalah melanda? Mari kita ingat sabda Rasul kita Muhammad SAW:

“Salat itu tempat naiknya orang beriman.” Sadar atau tidak, saat kita salat derajat kita ditinggikan. Apalagi saat kita sujud, itu adalah prime timenya Allah mengangkat kita, ketika menghinakan diri di hadapan Allah Yang Maha Mulia, ketika kita merendahkan diri di hadapan Allah Yang Maha Tinggi, seperti sudah dibuktikan oleh penelitian psikolog muslim kita, Prof. Sholeh.
3.      Yang ketiga atau yang terakhir yaitu “Say No To Galau”. Jangan biarkan galau benar-benar leluasa ada dalam kehidupan kita.  “To Get Something We Never Had, We Must To Do Something We Never Did!”.

Sekian yang dapat saya sampaikan, semoga apa yang dapat saya sampaikan ini bisa bermanfaat. Apabila dalam penyampaian terdapat salah kata saya mohon maaf.
Burung irian, burung cendrawasih
Semoga berkesan dan terimakasih

Akhirul Kalam.
Wabillahi Taufiq Wal Hidayah.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

0 Comment: